Istirahat dan Tidur

 

 

 

 

Pengertian tidur

Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai. Dengan perkataan lain tidur merupakan suati keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh dengan ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada suatu urutan siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapatnya perubahan proses fisiologis, terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

 

Jenis-jenis Tidur

  1. Tidur gelombang lambat (slow wave sleep)/nonrapid eye movement (NREM).

Tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, dengan gelombang otak yang lebih lambat, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi, atau tidur dengan gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan dara menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat,mimpi berkurang, dan metabolisme menurun.

Perubahan selama proses NREM tampak melalui elektronsefalograi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut, yaitu: kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang berrekuensi tinggi dan bervoltase rendah; istirahat tentang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa; tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang yang bervoltase rendah; dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 per detik.

Tahapan tidur jenis NREM

  • Tahap I

Tahapan ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai berikut: rileks, maih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke sampng, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlagsung sekitar 5 menit.

  • Tahap II

Tahapan II merupakan tahap tidur ringan da n proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.

  • Tahap III

Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.

  • Tahap IV

Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.

2. Tidur paradoks/ tidur rapid eye movement (REM)

Tidur jenis ini berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Priode pertama terjadi selama 800-100 menit. Namun apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tdur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:

  • Biasanya disetai dengan mimpi aktif
  • Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM
  • Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikulari
  • Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.
  • Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
  • Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat.
  • Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi. Fungsi dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selain itu, stres pada paru-paru, sistem kardiovaskuler, endrokrin dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama tidur dirahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek isiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran da fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tidur

Kualitas dan kuantitas tidur diprngaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain

  • Penyakit

Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan olehb infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak tidur

  • Latihan dan kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan demikian, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya (NREM) diperpendek.

  • Stres psikologis

Kondisi stres psikilogis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

  • Obat

Obat juga dapat memengaruhi prose tidur. Beberapa jenis obat yang memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM,kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia.

  • Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi prose tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

  • Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaiknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

  • Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur. (Widianti, 2011)

 

Satu respons untuk “Istirahat dan Tidur

Add yours

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai